Pengantar Rekayasa dan
Desain (PRD), terdengar asing memang tetapi mata kuliah ini cukup menarik
terutama bagi kami sebagai mahasiswa FMIPA yang cenderung berfokus pada sains
(bukan bidang rekayasa). Pada pembukaan mata kuliah ini dipaparkan adanya
perbedaan antara sains dan rekayasa, namun semuanya saling berikatan untuk
membangun dunia yang lebih baik.
Ini merupakan proyek pertama
yang diberikan oleh bapak Kusprasapta Mutjarsa di mata kuliah PRD, yakni
mengulas tentang krisis masalah
perkotaan dan solusinya yang berupa teknologi untuk membangun masa depan. Jika kita berbicara masalah masa depan dengan
jangka panjang, kita berpikir sesuatu yang sekarang kita anggap tidak mungkin.
Seperti halnya gawai-gawai yang kita gunakan sehari-hari, menurut orang abad
ke-19 atau 20 itu merupakan hal yang hanya di dalam imajinasi atau di dalam
film. Pertanyaannya adalah apakah kita sekarang di dalam ‘film’?
Pada pembahasan ini saya terinspirasi dari kalimat “Time is money”, bukan dari maknanya tapi
dari dua benda yang terdapat pada kalimat di atas: waktu dan uang. Waktu
walaupun menurut teori relativitas dapat mengalami dilasi, namun dalam
pengaplikasiannya sangat sulit untuk dicapai. Di kehidupan sehari-hari kita akan
menggunakan waktu untuk banyak hal, dari yang sangat penting sampai yang tidak
ada gunanya bahkan merugikan kita. Efektifitas waktu kita bisa diukur dengan
hal yang bermanfaat yang telah kita lakukan dalam jangka waktu tertentu.
Efektifitas tersebut akan bertambah jika kita meninggalkan hal-hal yang tidak
berguna tersebut. Ini adalah hal yang sederhana. Tetapi kita juga berhadapan
dengan hal yang sangat penting tetapi juga sangat menganggu efektifitas waktu
kita. Berikut saya berikan contoh:
1)
Antre pembayaran makanan
2)
Antre di kasir supermarket
3)
Antre membayar tiket bioskop (terkadang menonton
di bioskop itu penting)
4)
Antre membayar tiket tol
5)
Dan antre-antre lainnya.
Apakah persamaan dari beberapa contoh di atas? Ya.,
sama-sama antre. Lebih tepatnya adalah menunggu orang yang lebih dahulu untuk
menyelesaikan transaksinya. Transaksi (tanpa tawar-menawar) yang biasa terjadi
secara rinci adalah:
1)
Kasir memberitahukan nominal yang harus dibayar
2)
Pembayar menyetujui (terkadang sambil
mengangguk)
3)
Pembayar mengambil dompet
4)
Pembayar mengambil dari dompet tersebut sebanyak
nominal yang diminta tetapi tidak pas
5)
Kasir menerima uang tersebut dan mengatakan
bahwa ada kembalian.
6)
Karena yang diterima tidak pas, maka kasir
mengambil uang di kas sejumlah kembaliannya.
7)
Pembayar menerima kembalianya.
8)
Pembayar mengucapkan “Terimakasih”
Kurang lebih seperti itulah step by step proses pembayaran dan jika kita anggap setiap kejadian
berlangsung selama 5 detik maka totalnya adalah 40 detik. Mungkin untuk skala
seperti mengantre makanan ataupun bioskop hal ini sangat tidak berpengaruh,
namun jika kita perhatikan saat masuk tol maka ini cukup membuat lalulintas
terhambat dan terjadi macet. Memang misalnya untuk pengunjung bioskop tidak
mungkin dihindari antrean yang panjang karena adanya pemilihan kursi bioskop,
tetapi kita dapat mengurangi lamanya jeda dengan mempersingkat waktu transaksi.
Solusi teknologi yang saya usulkan adalah kita tidak lagi menggunakan uang yang
berbentuk fisik sperti uang kertas atau uang logam tetapi menggunakan uang
elektronik. Mungkin di antara
pembaca ada yang langsung kompromi bahwa kita sudah menggunakannya dengan kartu
debit atau kartu atm, namun teknologi yang saya usulkan ini secara menyeluruh
dalam arti kata benar-benar tidak ada lagi uang kertas ataupun uang logam.
Teknologi ini harus digunakan oleh seluruh lapisan
masyarakat di dunia tanpa terkecuali. Sebagaimana setiap orang sudah memiliki
kartu identitas sendiri. Jad, setiap orang memiliki suatu alat layaknya dompet
elektronik yang menjadi akses terhadap seluruh kekayaannya, baik ketika ia
memberikan uang elektronik tersebut atau menerimanya. Seluruh kegiatan
transaksi melalui dompet elktronik tersebut.
Pemerintah setiap negara dapat memberlakukannya sebagai
kewajiban (sekali lagi selayaknya kartu identitas) yang harus dimiliki oleh
setiap orang. Kewajiban lebih ditekankan bagi para penjual karena jika seluruh
pasar telah menggunakan metode ini maka masyarakat mau tidak mau harus
menggunakannya juga.
Secara global dunia bisa merasakan
beberapa manfaat seperti
- Keamanan
Setiap orang tidak perlu membawa uang dalam jumlah apapun karena seluruh kekayaannya hanya dapat diakses melalui alat tersebut. Untuk menambah privasi dari alat ini, maka diperlukan kode akses berupa password atau hal yang sangat unik dari setiap individu, misalnya sidik jari, retina dan lain sebagainya. Kode akses ini dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan dari masing-masing individu. Selain itu alat ini juga akan selalu tersambung dengan pihak keamanan agar selalu dapat terawasi - Transaksi yang lebih efektifSeperti yang telah saya bahas sebelumnya, cukup dengan menghubung satu ‘dompet’ dengan ‘dompet’ lainnya maka transaksi akan berjaan sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal ini juga berkaitan dengan ketelitian nominal pembayaran sesuai dengan pajak, karena jika kita menggunakan uang kertas kita akn kesulitan mendapatkan kembalian sebesar Rp. 14 misalnya. Ini merupakan langkah yang sangat memberikan dampat terhadap keefektifan transaksi dan tentunya keefektifan waktu.
- Kestailan ekonomi
Ekonomi di dunia akan lebih dikendalikan, karena masing-masing pemerintah dapat mengawasi setiap individu satu persatu. Bisa dibilang bahwa puncaknya adalah satu mata uang untuk seluruh dunia sehingga tidak perlu lagi adanya pertukaran mata uang yang kita tahu bahwa nilai tukar yang sangat tidak stabil. - Lebih akurat dalam mengatur uang keluar masukSeperti yang dialami oleh sebagian besar masyarakat bahwa mengatur keluar masuk uang sangat sulit. Tetapi karena alat ini merupakan sejenis gawai, maka kita dapat memprogramnya untuk mengatur batas-batas transaksi kita. Misalanya kita ingin menargetkan pengeluaran maksimal kita perhari adalah Rp. 100.000, maka kita dapat memprogram agar alat ini memberikan kita peringatan jika kita mendekati nilai maksimal tersebut.
- Hemat kertas dan logam
Penggunaan kertas sangat bergantung pada pohon, jika kita dapat mengurangi penggunaan kertas maka kita juga dapat melestarikan lingkungan. Di samping itu kertas bagaimanapun tidak tahan lama dan sangat mudah rusak sehingga jika kita tidak menggunakan uang kertas maka kita bisa mengurangi jumlah uang yang tidak dapat dipakai karena kerusakan tersebut.
Itulah beberapa manfaat bisa kita rasakan jika teknologi ini
dapat digunakan secara menyeluruh. Inilah yang kita (sebagai manusia masa
sekarang) sebut sebagai masa depan, kita tidak bisa mengatakan sesuatu tidak
mungkin terjadi. Sebagai penutup, saya ingin mengulang lagi bahwa kota kita dan
segala teknologinya saat ini adalah kota masa depannya orang-orang abad dahulu,
inilah saatnya kita mulai menggambar bagaimana kota masa depan bagi kita.
Terimakasih.
Muhammad Iqbal Rahmadhan Putra
16015139
FMIPA, K04
Pengantar Rekayasa dan Desain
16015139
FMIPA, K04
Pengantar Rekayasa dan Desain