Menjelang penutupan OSKM ITB 2017 terdapat agenda bertajuk Orasi Pelangi. Seperti namanya, agenda ini berisi rangkaian orasi yang semacam pidato singkat oleh ketua-ketua himpunan mahasiswa jurusan di ITB. Mungkin karena menggunakan jahim (jaket himpunan) yang memiliki warna berbeda-beda inilah maka panitia OSKM menyebut agenda ini Orasi Pelangi. Konten yang disampaikan dalam orasinya cukup menarik, karena sebagian Kahim (Ketua Himpunan) menggunakan momen ini untuk menyampaikan identitas dari jurusan atau himpunannya, tak kurang prestasi dan kebanggaan lainnya. Selain itu juga di dalam teriakannya berkali-kali disebut kata “masyarakat”, “turun ke jalan”, “inovasi”, “teknologi”,
![]() |
Sumber : twitter.com/oskmitb2017 |
Oleh karena itu, wajarlah kiranya “menjadi pemimpin” lebih
banyak dikaji dibandingkan “menjadi pengikut”. Pemimpin juga yang paling sering
diceritakan dalam berbagai kisah di novel, hikayat,ataupun dalam kitab suci.
Namun, dalam kehidupan kita sehari-hari apabila terjadi suatu yang tidak beres
atau tidak sesuai harapan dalam suatu organisasi, maka pemimpin tadi juga-lah
yang menjadi sorotan dan harus dipertanyakan, baik perannya yang masih sebagai
simbol maupun sebagai entitas tersendiri.
Namun bagaimana dengan pengikut?
Saya mendapatkan ulasan menarik tentang pengikut dari
Gubernur Nusa Tenggara Barat yang masih menjabat saat ini, Tuan Guru Dr Zainul
Majdi atau yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang). Ulasan ini termuat dalam
media Republika tanggal 5 Februari
2013. Dituliskan bahwa beliau mendapatkan artikel berjudul “In Praise of Followers” (1998) oleh
Robert E Kelley, seorang pakar administrasi perusahaan dari Carnegie-Mellon
University. Artikel ini menegaskan tidak hanya peran seorang pemimpin, tetapi
peran mereka yang dipimpin (followers)
juga tak kalah peting.
sumber: hbr.org
Robert E Kelley membagi lima kategori followers. Setelah saya mencari penjelasan lebih lanjut, ternyata
pembagian ini berdasarkan dua aspek yakni dimensi seberapa kritis followers dalam berpikir dan dimensi
seberapa besar kontribusi followers
bagi organisasi. Dengan membenturkan dua dimensi tersebut dari nilai yang
paling rendah sampai yang tertinggi, maka didapatlah lima macam pengikut.
Kategori pertama disebut sebagai kategori domba. Selayaknya
domba, folowers jenis ini hanya
menjalankan perintah pimpinan tanpa rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak
mempertimbangkannya secara kritis. Akibatnya adalah hasil pekerjaan yang apa
adanya.
Kategori kedua adalah kategori serba setuju (yes people). Jika dibandingkan dengan
kategori sebelumnya, kategori jenis ini terlihat lebih aktif dalam
berorganisasi. Hanya saja, mereka tidak berpikir secara kritis dan bergantung
pada pemimpin.
Selanjutnya adalah kategori penyendiri atau terasing (alienated folowers) yang berpikir kritis dan juga bebas, tetapi tidak
aktif dalam merealsasikan pikirannya tersebut. Kategori cenderung sinis
terhadap organisasi namun tidak bersuara.
Kategori keempat adalah yang menduduki posisi ditengah pada
diagram adalah kategori pengikut pencari selamat (survivors). Kelompok ini sangat fleksibel demi mempertahankan
keberadaannya. Ia dapat menjadi pengikut yang
kritis dan aktif apabila kondisi menguntungkan dan sebaliknya apabila kondisi
dapat mengancam menjadi pengikut yang
pasif.
Kategori terakhir yang disebut oleh Robert E Kelley sebagai
pengikut yang seimbang dan memiliki tanggung jawab sehingga dapat sukses
walaupun absen akan kepemimpinan yang kuat. Kategori ini disebut sebagai pengikut yang efektif.
Kembali kepada pemimpin yang di awal kita sebut sebagai
simbol, lima kategori pengikut ini sedikit banyak memberi pengaruh terhadap
kepemimpinan saat itu. Bagi pemimpin yang dipenuhi pengikut jenis domba,
biasanya akan menyebabkan rasa frustasi dan pesimis karena begitu pasifnya pergerakan organisasi. Begitu juga dengan pemimpin yang dikelilingi oleh yes people yang menjadikan pemimpin terlena
dan tidak peka terhadap realitas yang terjadi. Respon yang diberikan oleh
pengikut jenis ini menjadi sebatas ilusi yang jauh dari realita.
Selanjutnya, apabila pemimpin dikelilingi oleh pengikut yang
sinis dan cenderung berkomentar tanpa memiliki upaya, akan menyebabkan pemimpin
merasa terasing dengan gejolak-gejolak yang ada. Pemimpin akan merasa terasing
bahkan terhadap pengikut yang ia pimpin. Untuk pengikut jenis survivor, jenis ini hanya akan membuat
pemimpin merasa tidak nyaman dikarenakan sikap pengikut yang berorientasi pada
keuntungan sendiri. Energi akan dihabiskan hany untuk menentukan siapa lawan
dan siapa kawan.
Tentunya, kenikmatan dalam menjadi pemimpin akan dirasakan
apabila organisasi diisi oleh pengikut berkategori effective followers. Dampak yang dirasakan adalah tiap entitas
memiliki rasa penuh semangat, keyakinan, dan tanggung jawab terhadap
kesejahteraan yang ia perjuangkan. Bukan pengikut yang selalu mengadakan kritik
tanpa ikut memperjuangkan, atau bukan juga pengikut yang hanya manggut-manggut dan tidak bersuara.
Pada artikel yang ditulis oleh Kelley memang lebih ditujukan
dalam konteks bisnis, begitu pula artikel dari TGB yang berorientasi pada
pemerintahan antara pimpinan dan rakyat. Tetapi lima kategori ini juga tetap
muncul dalam kehidupan organisasi kemahasiswaan, begitu juga relasinya kepada
pimpinan. Opini pribadi penulis selama berada di posisi pemimpin, adalah hal yang mengerikan ketika golongan yang dominan adalah berada pada kategori alienated yang sinis. Beberapa obrolan santai dengan teman-teman sekitar sering berkesimpulan bahwa kita sering kebingungan menentukan treatment yang pas untuk kategori yang satu ini. Bahkan kita sering tidak sadar "terjerumus" menjadi kategori ini saat menjadi pengikut.
Mungkin pembaca memiliki pendapat?
Silakan tuangkan pada kolom komentar di bawah!
Sampai disini sudah selayaknya kita mulai bercermin sudah
dikategori manakah kita sebagai seorang followers.
Walaupun pada realitanya tidak mungkin mengharapkan semua pengikut berada pada
kategori ideal, dan juga sebaliknya, pasti ada satu atau dua pengikut efektif
dalam suatu organisasi. Dan bukannya bukanlah hal yang baik ketika semuanya
adalah benar-benar pengikut yang efektif, dalam artian pemimpin juga butuh
kategori-kategori lain dalam suatu porsi tertentu. Tetapi kita tetap harus
sadar akan urgensi akan porsi-porsi dari kategori tersebut.
Pemimpin yang tak bisa kita bantah adalah simbol dari suatu
organisasi, namun dalam konteks internal organisasi, kita harus mulai berbenah
untuk juga menyadari peran seorang pengikut yang tak kalah penting dengan peran
pemimpin. Persoalan klasik di himpunan tentang anggota pasif, forum yang tidak
mencapai kuota, anggota yang tidak sadar komitmen atau Kahim yang merasa
frustasi atas kondisi-kondisi yang ada dapat kita selesaikan dengan tak hanya penanaman
nilai kepemimpinan, tetapi juga tentang bagaimana menjadi followers yang baik.
Referensi
Kelley, R. (1988,
November). In Praise of Followers. Harvard Business Review.
Majdi, M. Z.
(2013, Februari). Sukses Pemimpin-Rakyat. Republika.
Wow, 5 kategori yg sangat sangat sesuai dengan kehidupan keorganisasian di kampus. Lalu kategori yg manakah kita? Hehe
BalasHapusThat's the point, ka. Hehe
HapusUdah dibaca ya bal wkw mantap๐๐ผ๐๐ผ
BalasHapusMantap bal..
BalasHapusAdo 5 macam follower menurut robbert e kelley yooo..
Jadi btambah ilmu nih