“Perjuangan masih panjang.” Kalimat
inilah yang paling berkesan bagi saya ketika Pak Si (salah satu pembimbing dan guru matematika saya) menyampaikan pesannya di
hari terakhir ujian nasional. Cukup sulit diresapi maknanya saat itu, walau
saya sadar bahwa memang masih ada perjuangan-perjuangan lainnya. Ketika yang
lain bersorak ria karena berakhirnya UN, kami malah diarahkan bahwa UN adalah
awal dari perjuangan lain.
Harapan agar jalur SNMPTN menjadi
wormhole dari skenario tes demi tes
ini tetap menyala. Di sela-sela persiapan SBMPTN selalu terucap doa agar
diluluskan melalui jalur ini. Bagaimana tidak, SNMPTN bukanlah bonus seperti
yang disebut-sebut orang. Ini merupakan salah satu bukti nyata dari perjuangan
tiga tahun belakangan. Nilai raport tinggi dan juara di kompetisi-kompetisi
bukanlah yang mudah untuk didapatkan, semua perlu usaha keras. Jadi wajarlah jika saya dan pejuang-pejuang lain merasa sedih dan kecewa ketika ditolak
di SNMPTN ini.
Di jalur wormhole ini saya mengambil FMIPA ITB di pilihan pertama dan FTSL
di pilihan kedua. Bingung? Saya juga. Hehehe.. InsyaAllah ditulisan berikutnya
saya akan bercerita sedikit mengenai yang sama-sama kita bingungkan.
Ketertarikan yang tinggi terhadap
matematika mengantarkan saya pada keberanian mengambil FMIPA ITB di jalur
SNMPTN. Penggila kopi pasti ingin menikmati kopi terbaik di kedai kopi terbaik.
Saya tidak ingin berspekulasi apakah ini salah satu faktor kegagalan di SNMPTN
atau tidak, namun saya belum menemukan alumni sekolah saya yang masih aktif di
ITB (untuk jauh tahun-tahun sebelumnya ada). Fakta ini menjadi motivasi
tersendiri namun terkadang malah meruntuhkan semangat.
“Face it like a man”. Bagaimanapun kesempatan sekali seumur hidup
ini telah berlalu, saatnya melihat kenyataan bahwa perjuangan benar-benar masih
panjang. Jika Thomas Alva Edison menyerah pada percobaan pertamanya, mungkin
sekarang dunia masih gelap dan tentunya saya tidak bisa membuat tulisan ini.
Jika Nabi Yusuf a.s. tidak dibuang oleh saudara-saudanya ke sumur, mungkin ia
tidak akan menjadi petinggi Mesir. Ya, semoga Allah sedang mengarahkan saya dan
kita semua ke jalan cerita yang lebih baik.
“Face it like a man”. Saya bukan sedang promosi suatu produk, tapi
begitulah ketika kita tidak bisa menyalahkan pihak lain lagi. Kita bisa saja menganggap
kegagalan di SNMPTN adalah karena pihak lain. Bagaimana dengan SBMPTN? Yang
bisa kita lakukan adalah maksimalkan persiapan, dan hasilnya tetap di tangan Allah
Yang Maha Mengetahui. Jika gagal lagi, semoga jalan ceritanya menjadi jauh
lebih indah lagi.

Perjuangan baru saja dimulai, perjuangan masih panjang.
Mantap broo, super sekali
BalasHapus