Sabtu, 14 November 2015

Load Game

"Bal, sepertinya saya salah pilih jurusan"

Aah.. Mendekati akhir semester ganjil pertama ini yang kalimat di atas atau yang senada semakin sering terdengar. Mulai dari teman yang duduk di kursi sebelah ataupun yang duduk di kampus sebelah. Ada yang ngomong sambil ketawa, ada juga yang ngomong dengan penuh kesungguhan di dalam hati. Bagaimanapun ada satu yang ditangkap, "saya masih punya kesempatan".

Sebelum melangkah lebih jauh, penulis ingin menegaskan bahwa tulisan kali ini bukan berarti saya tidak setuju dengan orang yang memilih untuk berjuang lagi demi masuk perguruan tinggi (lagi). Setiap kali sampai kalimat di atas  kepada saya, saya menjawab: "masih ada waktu untuk berpikir, bro". Yah sepertinya itulah jawaban yang lumayan tepat karena tidak ada hak saya untuk mendukung apalagi melarang, karena kita dalam kondisi yang berbeda. Berbeda.

Bisa saja kondisi menjadi terbalik jika penulis tidak dimudahkan oleh Allah sampai di kampus ini, bisa saja. Namun saya mencoba mengambil langkah yang cukup aman ketika dahulu, yakni tidak terlalu menginginkan "kedai kopinya" tetapi tentang "kopi" yang bisa dijual di banyak kedai. Tetapi sekali lagi, kondisi bisa saja terbalik. Oleh karena itu, "masih ada waktu untuk berpikir, bro" saya pilih sebagai respon saya terhadap kalimat paling atas.

sumber: noufaldiary.blogspot.com
Mungkin ada yang mulai berpikiran kalau saya bakal membahas seperti yang kembali marak di media sosial: "TIPS SUKSES MEMILIH JURUSAN", "5 CARA JITU LOLOS SNMPTN", ataupun "CARA LOLOS SBMPTN DENGAN TUTUP MATA" (yang terakhir itu tidak ada). Bukan. Kali ini kita mencoba mengulasnya dengan kata Load Game. -"wah, udah lama gak posting apa-apa, Iqbal ternyata main game"-. Eits..


  ***

Seringnya bermain PS2 -walaupun sudah ada PS3, PS4, dst- ketika masih di Sungai Penuh membuat saya sering berimajinasi tentang kata load game. Jika bermain suatu game bergenre sport dan kita kalah yang menyebabkan kita bakal tidak lolos ke tahap selanjutnya, kita bisa melakukan cara sederhana:

1. Tekan tombol power (setelah mati maka mesin mesin akan hidup lagi)
2. Lalu load saat sebelum kekalahan penting tadi
3. Usaha semaksimal mungkin

Pecundang memang, tapi siapa yang dirugikan? Kalaupun anda bermain dengan menyewa, itu tidak akan membuat abang PS-nya marah. Apalagi di game bergenre adventure (misal: GTA), yang harus anda perhatikan hanyalah JANGAN LUPA SAVE GAME. Dengan hanya pergi ke save house dan melakukan save game maka Anda sudah seperti tak-terkalahkan (asumsikan kita tidak mengenal cheat. Apa itu cheat?), walaupun sebenarnya sudah gagal berkali-kali. Sederhana. 

Pola pikir ini terus terbentuk dengan prinsip "If you lose, just load it!". Selain dari PS2 prinsip ini juga seakan menunjukkan tajinya di salah satu film yang dibintangi Tom Cruise, Edge of Tomorrow. Di film ini mungkin lebih ekstrim, aturannya adalah "You get injured on the field, you better make sure you die".

Hasil screenshoot langsung dari film 'Edge of Tomorrow'
Dua kasus ini (game PS2 dan film Edge Of Tomorrow) punya satu ide yang sama: Load Game dengan cara yang berbeda. Ide ini juga yang sempat terlintas ketika masa-masa sulit (baca: peralihan dari tidak lolos SNMPTN ke persiapan SBMPTN). Seandainya kita benar-benar bisa load game bisa saja saya tidak perlu susah-susah untuk tes dan menikmati libur panjang, tinggal cari saja peluang yang lebih besar. Jika gagal lagi? Load game lagi.

Untung saja saya masih waras dan tidak memikirkan ini berlarut-larut. Bagaimanapun SNMPTN hanya sekali, tidak mungkin memberikan kesempatan kedua. Tetapi SBMPTN dan ujian-ujian mandiri perguruan tinggi memberikan kesempatan itu, kesempatan kedua. Nah, karena kesempatan kedua itulah saya ingin menulis postingan kali ini.

Banyak penyebab yang mungkin membuat rekan-rekan kita berminat untuk menggunakan kesempatan kedua (atau ketiga) ini; bisa karena belum move on dari perguruan tinggi/ jurusan idaman dahulu, atau karena jatuh cinta pada perguruan tinggi / jurusan lain. Jika load game itu benar-benar ada, maka itulah solusi paling efektif untuk masalah ini.

1. Tekan tombol power (setelah mati maka mesin mesin akan hidup lagi)
2. Lalu load saat sebelum kekalahan penting tadi
3. Usaha semaksimal mungkin

Sederhana, tetapi.. SADAR WOY! Kita tidak di San Andreas-nya GTA sehingga bisa cabut saja listriknya atau kita saya bukanlah Tome Cruise sehingga lebih baik mati agar hidup dari awal lagi. Bukan. Oleh karena itu pasti kita harus mempertimbangkan ajakan "masih ada waktu untuk berpikir, bro" tadi. Banyak yang harus kita pertimbangkan, tidak sesempit masalah lolos atau tidaknya kita pada kesempatan kedua (atau ketiga) ini. Mulai dari niat sampai kemungkinan yang bakal terjadi setelah -seandainya- lolos. Berikut penulis coba mengulas satu-satu (secara ringan) beberapa hal yang bisa dipertimbangkan menurut penulis dan dari survey mendadak kepada teman-teman K-04 FMIPA. Cekidot.

  1. Niat
    Dalam hal apapun niatlah yang paling penting. "Innamal a'malu binniyat". Potongan hadits yang menjadi hadits pertama dalam shahih Imam Bukhari ini sudah cukup menggambarkan peran niat dalam setiap hal. Apalagi dalam mengambil kesempatan kedua ini. Mungkin sah-sah saja niatnya apapun, namun masalahnya jika niatnya hanya untuk "main-main" saja atau ingin "uji kemampuan" di SBMPTN atau tes mandiri. Bray, di luar sana banyak adik-adik atau rekan-rekanmu yang ingin ikut menikmati kuliah sehingga harus mempersiapkan diri sungguh-sungguh, sedangkan kamu hadir sebagai pengecil kesempatannya lolos. Syukur-syukur yang coba-coba ini tidak lolos, jika lolos maka akan lebih berbahaya. "Innamal a'malu binniyat"
  2. Biaya
    Setelah niat, saya langsung loncat ke masalah biaya. Biaya disini tidak terbatas biaya Rp. 100.000 untuk pendaftaran SBMPTN atau tes mandiri saja, tetapi biaya ketika kita masuk yang tentunya bukan jumlah yang kecil.
  3. Waktu (dari Firman Wahyudi)
    Satu tahun bagi kita bukan waktu yang sebentar, bro. Terkhusus untuk jurusan yang memang butuh waktu yang agak lama, ini benar-benar harus jadi bahan petimbangan. Banyak hal yang bisa-bisa saja ikut terkorbankan karena waktu ini, salah satunya adalah poin di bawah.
  4. Cewek yang diincar keburu nikah (dari M. Rizki Fadillah)
    Untuk bagian ini saya belum paham. Maaf, bro. Tapi pasti ada benarnya.
  5. Teman dan lingkungan yang berubah (dari Abiyoga)
    Ketika kita menjadi salah satu mahasiswa di suatu perguruan tinggi, kita tentunya perlu beradaptasi dengan teman-teman yang baru. Hal ini bagi sebagian orang bukanlah hal yang mudah. Namun jika ditinggalkan malah akan lebih berbahaya, sehingga mau tidak mau beradaptasi ke lingkungan baru menjadi kewajiban. Nah, bagaimana jika masuk lagi, tentunya adaptasi lagi. Bagi yang mudah untuk beradaptasi ini tidak menjadi persoalan, nah bagi kita susah (banget) akan menjadi problem besar.
  6. Ingat nasib adikmu! (dari Zulfikar 'Enji')
    Sekarang kita berbicara masalah perasaan, bray. Ini serius, ini tentang orang-orang yang udah berbahagia hampir sama bahagianya dengan kita yang lolos ke perguruan tinggi ini. Mereka yang sudah menancapkan harapan di dalam hati bahwa kesempatan lolos menjadi mungkin sejak kamu lolos. Coba bayangkan jika kita tes lagi, dan bayangkan apa yang dirasakan adik-adik itu. Ceritakan pada saya.. Kalau masalah perasaan masih lumayan, kita hanya mengurangi motivasinya. Bagaimana jika kita juga merusak secara teknis? Apa yang disebut orang sebagai blacklist bisa-bisa saja terjadi. Ini baru fatal.
  7. Jatuh cinta pada jurusan lain lagi
    Sekarang kita berbicara masalah perasaan lagi, bray. Saat ini kita memutuskan untuk tes lagi di jurusan lain bisa saja karena kita baru saja jatuh cinta pada jurusan baru tersebut. Mungkin karena jurusan tersebut lebih baik dari jurusan sekarang, atau mungkin karena alasan-alasan yang tidak bisa dijelaskan. Yah namanya saja jatuh cinta, alasan kadang bisa diabaikan.
    Dari sana kita bisa menyimpulkan bahwa jatuh cinta pada suatu jurusan bukan hal yang terbatas untuk sekali atau dua kali saja, kan? Dengan kata lain, jika kita memenuhi hasrat untuk memakai kesempatan ini, kita sama saja membuka peluang untuk jatuh cinta lagi di tahun berikutnya. Apakah ada jaminan untuk tidak jatuh cinta lagi?

    Mungkin ada yang bakal menyanggah pernyataan di atas dengan lirik lagu Sheila On 7:

    "Mudah saja bagimu.. Mudah saja untukmu.. Andai saja.. Cintamu seperti cintaku.."

    Mohon maaf, jawabanku: "Tolonglah.."


***

Baik, sebagai penutup saya ingin membantu dengan memberikan satu solusi bagi yang berubah pikiran, tidak jadi tes lagi. Intinya berawal dari poin ke-7 di atas. Belajar dari guru kita, Salim A. Fillah, dalam bukunya Jalan Cinta Para Pejuang ia menekankan pentingnya mengubah makna dari jatuh cinta menjadi bangun cinta. Mari kita tengok ke belakang, mungkin jurusan yang telah kita jalani ini dahulu adalah produk dari jatuh cinta kita. Seperti penjelan di poin ke-7, ini memungkinkan kita untuk jatuh cinta lagi dan lagi. Kemungkinan kita untuk jatuh cinta pada suatu jurusan ini tidak sebanding dengan batas maksimum tes SBMPTN (3 kali), belum lagi mempertimbangkan banyak hal lain.

Sekali lagi tengok ke belakang, kita gunakan solusi yang diberikan Ustad Salim: Mari bangun cinta! Mari kita membangun cinta di jurusan kita yang sekarang. Temukan titik-titik keindahan di jurusan ini yang membuat kita semakin ingin membangun cinta. Niatkan karena Allah ta'ala, maka usaha kita untuk bangun cinta ini bisa menjadi ungkapan syukur atas kemudahan yang diberikan oleh Allah sehingga bisa duduk di kampus ini dan syukur atas segala nikmat-Nya. "Masih ada waktu untuk berpikir, masih ada waktu untuk bangun cinta, bro."





"Jika kita menghijrahkan cinta; dari kata benda menjadi kata kerja maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraph sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta; dari jatuh cinta menuju bangun cinta maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga."
-Salim A. Fillah-

  

Selasa, 27 Oktober 2015

Need-Know-How-Solve Method

Di dalam menyelesaikan persoalan matematis baik di dalam Engineering maupun dalam bidang lainnya, ada berbagai cara yang dapat kita tempuh untuk dapat menyelesaikan masing-masing persoalan tersebut. Salah satu dari caranya adalah dengan metode Need-Know-How-Solve. Metode ini memiliki banyak keuntungan karena dapat memudahkan kita menyelesaikan permasalahan secara sistematis. Beberapa keuntungannya adalah:

  1. Menghindari menyelesaikan masalah yang salah
  2. Merumuskan proses penyelesaian masalah
  3. Membuat nilai lebih baik meski jawaban tidak tepat.


Dikutip dari dari buku Exploring Engineering, inti dari metode ini adalah:

“The essence of the method is to realize that once you have correctly defined the variable you need, you will realize that you know a lot more about the problem than you thought you did. With the aid of that knowledge, there is a method (how) to solve the problem to an appropriate level of accuracy.”

Berikut kami sajikan beberapa contoh persoalan dan bagaimana memnemukan solusinya dengan menggunakan Need-Know-How-Solve Method

Persoalan 1

Seorang investor agroindustri di Sumatera ingin membeli lahan perkebunan seluas mungkin dengan ukuran bujur sangkar. Modal investasinya adalah 320 juta rupiah. Harga lahan dan pengerjaannya adalah 1 miliar per hektar. Biaya konstruksi pagar batas lahan adalah 1 juta rupiah per 100 meter. Berapa besar ukuran lahan yang dapat dibeli?

Penyelesaian 1
Need
o      Ukuran lahan yang dapat dibeli oleh investor.
Know   
o      Modal yang dimiliki investor adalah Rp. 320.000.000.
o      Harga lahan dan pengerjaan adalah Rp. 1.000.000.000 per hektar yang setara dengan Rp. 100.000 per meter persegi
o      Harga konstruksi pagar batas lahan adalah Rp. 1.000.000 per 100 meter
How
o      Kita mengetahui bahwa investor ingin membuat lahan berupa bujur sangkar, oleh karena itu setiap sisi dari lahan adalah sama. Kita misalkan panjang dari masing-masing sisi adalah x. Sehingga panjang pagar adalah 4x dan luas nya adalah x2.
o   Jadi, biaya total harus sama dengan modal yang dimilki investor. Sehingga

Panjang pagar (meter) x Rp.1.000.000 / 100 (meter) + Luas lahan (meter persegi) x Rp.1.000.000 / 1 (meter persegi) = Total biaya

                Dapat ditulis

4x (meter) × Rp.1.000.000 / 100 (meter) + x2 (meter persegi) × Rp.100.000 / 1 (meter persegi) = Rp. 320.000.000

               Solve

4x (meter) × Rp.1.000.000 / 100 (meter) + x2 (meter persegi) × Rp.100.000 / 1 (meter persegi) = Rp. 320.000.000
4x  × 1.000.000  + x2 × 100.000 = 320.000.000
x2 + 40x – 3200 =0
x = 80 atau x = -40

Kita mendapatkan 2 solusi, x = 80 meter dan x = -40. Namun tidak mungkin panjang bernilai minus dengan kata lain panjang harus bernilai lebih besar dari 0, sehingga diketahui x = 80 meter. Jadi ukuran lahan yang dapat dibeli adalah 6400 meter.

Persoalan 2

Kabel baja vertikal digunakan untuk menyangga bagian jalan dalam sebuah konstruksi jembatan gantung. Salah satu kabel vertikal yang panjangnya 4,00 m digunakan untuk menyangga beban 20,0 ton. Akibat beban tersebut, kabel baja bertambah panjang 20,0 cm. Jika beban yang sama disangga oleh kabel baja jenis yang sama dengan panjang 8,00 m. Berapa besar pertambahan panjangnya?

Penyelesaian 2
            
            Need
o      Besar pertambahan panjang untuk kabel 8,00 meter jika diberi beban
Know
o       Jika kabel dengan panjang 4,00 meter diberi beban 20,0 ton maka kabel tersebut akan bertambahan panjang 20,0 cm
How
o       Karena beban yang diberikan kepada dua kabel yang berbeda adalah sama, maka kita bisa melihat hubungannya melalui pendekatan perbandingan. Jika dua tali yang salah satunya lebih panjang dari lainnya diberi beban yang sama, maka tali yang lebih panjang akan memiliki pertambahan panjang yang lebih besar dari yang lainnya.
 Solve
o       Misalkan L adalah panjang tali dan X adalah pertambahan panjang tali. Melalui argumen di bagian “How” kita dapat menyataknnya melalui persamaan:

L1 / L2 = X1 / X2
4 m / 8 m  = 20 cm / X2
X2      = 40 cm

Sehingga dapat diketahui bahwa secara teori pertambahan panjang untuk kabel yang 8 m adalah 40 cm.

Persoalan 3

Berapa jumlah kios cukur rambut pria (barbershop) di kota Bandung (jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa)?

Penyelesaian 3

                Need    
o     Jumlah kios cukur rambut pria di Bandung

Know
o       Jumlah penduduk Bandung adalah sekitar 2,5 juta jiwa dengan perbandingan jumlah pria dan wanita adalah sekitar 1:1. Asumsikan setiap kios memiliki 2 pekerja yang masing-masing dapat mencukur rambut pria selama 30 menit untuk satu orang pelanggan  mulai dari jam 9.00 sampai jam 17.00. Biasanya pria mencukur rambut 1 kali dalam sebulan dan tidak pernah terjadi seseorang tidak menemukan satupun kios yang penuh.
How
o       Karena tidak pernah seseorang kesulitan mencari kios, maka kita anggap kios dapat menganggap bahwa kios selalu penuh.

1,25 juta pria mencukur rambut dalam setahun sebanyak

           1,25 juta pria x 12 kali cukur / (1 pria x 1 tahun) = 15 juta kali cukur pertahun

1 pekerja dapat mencukur dalam satu hari sebanyak

            8 jam x 60 menit / jam x 1 cukur / 30 menit = 16 cukur perhari

Melalui asumsi di bagian “Know” kita dapat membuat persamaan sebagai berikut

Jumlah kios x 2 pekerja x 16 cukur / 1 hari = 15 juta cukur / 365 hari
Jumlah kios = 1284,24 ≈1284

Jadi, sesuai dengan asumsi awal kita maka diperolah ada 1284 kios di Bandung  


 ***

Jika diperhatikan dalam penyelesaian soal-soal di atas kita akan menemukan bahwa adanya kemungkinan perbedaan secara teori maupun secara nyata di lapangan. Hal ini bergantung berbagai hal terutama pemodelan yang melalui pendekatan ideal dan asumsi yang tidak akurat. Namun dengan dengan menggunakan metode ini cukup menimalisir ketidakakuratan tersebut. Sekian penjelasan singkat mengenai metode Need-Know-How-Solve serta beberapa contoh persoalan serta penyelesaiannya menggunakan metode tersebut. Semoga bermanfaaat.  






Minggu, 18 Oktober 2015

Move

(Tulisan ini adalah respon saya untuk ayah saya yang tiba-tiba mengirim pesan teks: "Kumahak damang?")

Pada sore Kamis kemarin (15/6) seperti biasa ada kajian ifthor di Masjid Salman ITB. Kali ini pemateri membuka dengan mengajukan pertanyaan: “Berita apa yang sering muncul di tv akhir-akhir ini selain kabut asap?” Saya spontan bingung, bukan karena pertanyaannya, tetapi dengan kata ‘selain kabut asap’. Berarti kabut asap termasuk yang sedang panas, ya? Kok saya gak tahu? Tidak lama setelah itu saya baru sadar kalau saya gak ‘melihat’ TV kecuali di kedai-kedai nasi. Yah, you know lah...


Oke, kembali ke pertanyaan tadi. Ada yang unik dari jawaban peserta kajian karena yang ikhwan (laki-laki) kompak menjawab “Bela negara! Wajib militer!” dan akhwat menjawab dengan polosnya “Gerakan shubuh berjamaah!”. Mungkin golongan ikhwan menjawab seperti itu agar keliatan matcho gitu, termasuk saya. Sekilas saja, Gerakan Sholat Shubuh Berjamaah ini adalah gerakan untuk membangkitkan kembali kesadaran kewajiban sholat shubuh bagi tiap muslim yang serentak diadakan di Masjid Salman ITB dan masjid-masjid kampus lain di Indonesia pada 14 Oktober 2015 bertepatan dengan 1 Muharam 1437. Di ITB sendiri grand launching gerakan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Kadarsyah Suryadi (Rektor ITB), Prof. Hermawan K. Dipojono (Ketua Asosiasi Masjid Kampus Indonesia), dan M. Pramaditya Garry H. (Ketua Kabinet KM ITB 2015). Untuk info lebih lanjut bisa disini. Sedangkan untuk “Bela negara” atau "Wajib militer" yang kami teriaki itu saya tidak tahu. Apa itu?

Launching Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah
sumber: Gamais ITB

Sekali lagi kembali ke kajian ifthor, Mendengar jawaban dari peserta, pemateri malah mengatakan jawaban kami belum tepat. Beliau lantas menyebut kami generasi muda gak update. Langsung saja beliau menjawab pertanyaannya sediri bahwa berita yang harus kita semua tahu adalah kita memasuki tahun baru hijriah. Ini bukan berarti tentang perayaan tahun baru hijriah, tetapi tentang  hal yang menjadi dasar dari penanggalan tersebut: Hijrah.

Kita semua tahu bahwa hijrah yang dimaksud adalah pindahnya Rasulullah s.a.w. dan para sahabat dari Mekah menuju Madinah.Memang makna  momentum hijrah tidak hanya terbatas itu saja. Saking bermaknanya momentum hijrah, kita tidak bisa mencari nilainya dengan kecepatan dikali massa (salah fokus), tetapi lebih dari itu ia menjadi awal bagi sistem penanggalan Islam. Memang makna hijrah tidak hanya terbatas dari itu saja, tetapi pada postingan kali ini saya ingin membahas mengenai hijrah dalam artian pindah secara fisik, pindah yang sebenarnya.

***



Saya dan kita semua yang sedang pergi ke “kedai kopi-kedai kopi” di tempat yang jauh dari asal ini mungkin bisa kita sebut sedang hijrah dalam artian yang sangat sempit, sangat tidak bisa kita samakan secara mentah-mentah dengan hijrahnya Nabi s.a.w., baik  dalam segi pengorbanan maupun faktor-faktor lainnya. Dari alasan kenapa hijrahnya saja sudah sangat jauh berbeda, apalagi jika diteruskan sampai ke yang lebih detail. Bisa dibilang ini sesuai dengan “kelas”nya masing-masing, karena kita kelasnya sangat jauh dibawah para sahabat, maka “hijrah”nya pun juga jauh tidak berkelas dibanding mereka. Namun dengan segala kekurangan ini, izinkanlah saya menggunakan kata “Hijrah” ini untuk mewakili perjalanan ‘agak’ jauh kita walaupun sekali lagi sangat tidak bisa disanding dengan hijrahnya para Sahabat.


Mungkin cerita paling menarik tentang pengorbanan hijrah kita ini adalah meninggalkan zona nyaman (istilah yang biasanya orang kebanyakan pakai). Kita pasti meninggalkan zona nyaman kita. Bagaimanapun lengkapnya fasilitas yang disediakan kost kita apakah wi-fi yang luarviasa kencang, mandi air panas, tempat colok charger dimana-mana, atau apalah pasti tidak akan lebih nyaman dari rumah, bagaimanpun.  Contohnya saja begini, pertama kita misalkan tingkat kenyamanan rumah bisa disimbolkan dengan angka di selang [0,10]. Nah, jika kamu tinggal di kost dengan tingkat kenyamanan 4, maka pasti kamu tinggal di rumah yang tingkat kenyamanannya lebih dari 4. Begitu juga jika kamu tinggal di hotel berbintang lima yang dijadikan kost, maka pasti kamu tinggal di rumah dengan bintang  tujuh, delapan, atau berapapun yang lebih tinggi. Kenapa? Logikanya ia bisa nge-kost dengan harga dan level segitu pasti punya rumah yang lebih nyaman. Itu secara materi sih, dan gak selamanya benar. Tapi ada satu faktor yang membuatmu ‘harus’ merasa lebih nyaman di rumah tidak lain adalah orang-orang yang bersamamu di rumah.
  
Jika kalian sudah pernah menerima kiriman dari rumah, berarti kita sama dan juga berarti kita sama tahu bagaimana bahagianya. Kalau saya sendiri dikirimi sesuatu yang benar-benar tidak pernah saya nikmati di Bandung dan sangat saya kangenin. Yah kamu tahu rendang kan? Bukannya lebay, tetapi bahagianya luarviasa. Sepeti kita sedang dalam arena “Hunger Game” lalu diberi bantuan dari sponsor. Sering-sering lah.. (Kode keras)

Itu satu contoh bagaimana hanya cuma 'angin-angin'nya saja dari rumah kita sudah merasa merasa bahagia, apalagi benar-benar kembali. Bray, di tengah hiruk pikuk selama hijrah kita ini, di pencarian apakah Ima berlari atau berenang -walaupun akhirnya diketahui Ima hanyalah Sang Pelari-, atau tugas unit yang semakin menjadi, atau problem-problem sesama atau apapun lah kita pasti menerawang apa sih tujuan hijrah kita ini? 

Memang benar bahwa istirahat kita adalah di surga, tapi jika surga tersebut belum terbayang kita bisa kembali mengingat ‘surga’ yang menanti kita di rumah. 

Adakalanya kita harus merasa geer bahwa keluarga kita di rumah sedang sangat-sangat menanti kabar kita. Tanpa harus merasa geer pun hal itu memang terjadi. Nah, kenapa kita tidak manfaatkan kesempatan itu intuk  Saya pribadi saat sebelum berangkat hijrah ini selalu diingatkan agar menghubungi sebisa mungkin. Awalnya saya menghubungi karena ‘peringatan’ tersebut, namun seiring berjalannya waktu ini menjadi kebutuhan. Ya, kebutuhan. Kebutuhan ketika kita lelah, kebutuhan ketika kita bingung, dan kebutuhan karena memang seharusnya kita butuh. 

Tulisan kali ini semoga bisa mengungkapkan bagaimana rindunya saya dengan 'surga' tadi dan bagaimanapun hijrah ini sangat kita butuhkan juga. Jika terasa agak kacau, wajar karena saya bukan orang yang ahli dalam melankolisasi (benar gak, ya?), saya gak mengajak kita tiba-tiba jadi baperan, hanya saja jujur saja jika kita semua merasakan hal yang sama. Jika tidak, paksakan agar 'terasa'. Paksakan agar semangat yang kian memudar ini kembali bersinar. Paksakan agar hijrah kita ini menjadi bermakna. 

Kita tidak hidup sebagai mahasiswa puluhan tahun yang lalu. Jadi, ambil hp atau telepon atau telegram lalu hubungi mereka. Ayo, bro

Jumat, 25 September 2015

Aal Izz Well (Epsilon-Delta vs Kabut Asap)

Sebenarnya banyak sekali sesuatu yang menarik dan ada juga yang ’seharusnya’ menarik. Sebagai mahasiswa tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal yang ‘masuk ujian’ adalah yang menarik perhatian, walupun banyak yang mengatakan “kuliah bukan untuk ujian”, toh mereka tetap juga gak bakalan mau main-main dengan ujian. Tetapi dosen matematika saya, Pak Aleams Barra, pernah menyampaikan kepada kelas kami ketika materi Rigorous Study of Limits (biasanya kita sebut sebagai epsilon-delta) bahwa walaupun materi ini gak masuk ujian, bukan berarti kita tidak boleh menikmatinya. Lalu beiau menganalogikan dengan musik yang juga tidak masuk ujian tetapi kita tetap juga menikmatinya. Menurut saya ini analogi yang sangat tepat. Tepat sekali..

sumber: Calculus 9th Edition (Varberg, Purcell, Rigdon) halaman 65


Di atas adalah salah satu contoh dari epsilon-delta yang menjadi fenomena bagi mereka yang tanpa sadar pernah berpacaran dengan Kalkulus 1. Lihat saja bagaimana teman-teman saya ini ketika mendengar kata “kita perlu membuktikan...”, apa yang dipikirkan tak lain hanya epsilon-delta. Apalagi ketika nama epsilon-delta disebut langsung, seolah-olah kita seperti murid-murid di Hogwart mendengar nama Lord Voldemort, langsung gaduh. Walaupun materi ini sudah lewat beberapa minggu, tetapi masih tetap jadi topik menarik, bahkan mungkin sampai ada yang bilang bakal jadikan epsilon-delta sebagai nama anaknya kelak. Luarviasa....

Lalu kenapa sih epsilon-delta begitu berkesan di hati kita? Kok bisa kita dari sekedar ”menikmati” (dengan tanda kutip) lalu kini menjadi benar-benar menikmati (tanpa tanda kutip?

Jawabnya ada di ujung langit, kita kesana dengan seorang anak, anak yang tangkas dan juga pemberani.... Bertarunglah mahasiswa, dengan segala kemampuan yang ada!

*maaf

Mungkin kita bisa sepakat jika ada anak kecil yang tangkas dan pemberani itu diberi mainan baru yang belum pernah sebelumnya ia lihat, ia raba, ia trawang maka sangat mungkin mainan itu sangat ‘menyentuh hatinya’ sehingga mengabaikan mainan lain dan bahkan lingkungan sekitarnya. Bisa jadi kita adalah salah satu dari anak kecil itu, dan bisa jadi epsilon-delta adalah mainan baru kita sehingga kita mengabaikan lingkungan sekitar kita, mengabaikan negeri yang katanya sekepal tanah surga padahal di surga tidak ada kabut asap.

Ya, kabut asap Sumatera dan Kalimantan yang kabarnya juga singgah di negeri sebrang. Tema yang tidak setenar epsilon-delta padahal sama-sama tidak masuk ujian. Seharusnya kita juga bisa ‘menikmatinya’ seperti epsilon-delta dan musik. Sekali lagi, itu cuma seharusnya, karena jujur saya pun tidak bisa ‘menikmati’nya lebih dari epsilon-delta. Keinginan untuk mulai membahas kabut asap muncul tidak dari awal kejadian kabut asap, kira-kira ketika Sungai Penuh mulai mendekati puncak-puncaknya kabut asap. Yah, awalnya karena kabut asap di Sungai Penuh bukanlah mainan baru, jadi saya seperti tidak terlalu menanggapi bencana tersebut karena berpikiran “nanti akan hilang juga, aal izz well”.

"Tanpa matahari, tanpa awan biru, melainkan hanya kabut asap yang tersisa"
-Saka Anyana-


Saya mulai tersadar ketika sahabat saya menanyakan ketika makan di kantin Salman  “Kamu gak balik ke Sumatera, Bal?”. Dengan spontan dan penuh kepolosan saya menjawab kalaupun saya pulang, apa sih yang bisa saya lakukan, ditambah lagi biaya yang tak murah dan surat izin yang tak mudah. Pembicaraan pun berlanjut ke topik lain, tetapi saya masih kepikiran kok benar juga yang dibilang sahabat saya itu. Kok saya bisa santai-santai disini, sedangkan dulu katanya insan akademis itu insan yang gak bisa tidur memikirkan rakyatnya. Boro-boro memikirkan rakyat, ini orang tua dan saudara sendiri di Sungai Penuh gak kepikiran. Insan akademis macam apa kita saya ini? Bahkan hanya untuk meng-upload postingan ini pun ditunda-tunda, padahal alamat URL-nya udah ganti jadi www.miqbalrp.com (apa hubungannya?)

Memang problem ini tidak semudah epsilon-delta. Kita perlu melakukan analisis pendahuluan sehingga mendapatkan hubungan yang tepat antara epsilon-delta. Lalu hubungan ini dapat dibuktikan secara formal. Begitupun untuk respon kita terhadap kabut asap ini. Dengan pikiran saya yang pendek, saya dan sahabat-sahabat ingin memberikan bantuan yang dananya dikumpul sukarela dari satu fakultas. Tetapi atas saran dari pihak-pihak lain yang berpikiran jika gerakan ini dapat dilakukan dengan massa yang lebih besar, why not

Jika idenya adalah langsung memberi bantuan, bisa kita analogikan bahwa kita langsung ke tahap bukti formal dengan solusi (memberi suatu bantuan) yang datang tiba-tiba tanpa analisis pendahuluan. Nah, oleh salah satu unsur penting di KM lebih memilih melakukan analisis pendahuluan terlebih dahulu agar mendapatkan solusi yang benar-benar dibutuhkan. Memang hal inilah yang harus dilakukan, tidak seperti pikiran pendek saya yang mungkin tidak dibutuhkan oleh mereka.

Tetapi analisis pendahuluan itu gak mudah, bray. Walaupun orang hanya akan fokus pada bukti formalnya saja, tetapi analisis pendahuluanlah MVP-nya. Namun, kabut asap tidak dapat kita kontrol berapa lama jangka waktunya. Ya iyalah! Kalau bisa pasti kita maunya lebih cepat. Dan itulah masalahnya, kabut asap tidak akan menunggu untuk hilang setelah analisis penahuluan kita selesai. Di Sungai Penuh pun kabar terakhir sudah mulai berangsur hilang, tapi besoknya muncul lagi lebih parah, begitu terus sampai sekarang hilang timbul. Jadinya saya bingung kapan sebaiknya meng-upload postingan ini, ketika masih parah-parahnya, atau ketika sudah reda, atau ketika analisis pendahuluan kita selesai?

Mungkin beberapa tidak setuju dengan saya dan mengatakan “ah, kamu cuma bisa ngomong, Bal!” Maaf, bro. Saya gak cuma ngomong, saya juga nulis. Dan juga memang benar jika omongan dan usulan satu orang anak kecil seperti saya tidak dapat didengar, tetapi bagaimana jika anak-anak kecil lain dari Sungai Penuh, Jambi, Palembang, Riau, Kalimantan dan semua yang terkena asap juga ngomong dan merengek, pasti akan didengar “orang-orang dewasa” disana. Setidaknya, sekarang dengan bangga saya menyatakan kita belum tidak belum berhasil dan masih saja berharap semuanya memang benar-benar aal izz well .




***

Alhamdulillah, KM-ITB mengadakan suatu penggalangan dana yang bekerjasama dengan berbagai elemen terkait, bagi yang ingin berpartisipasi ayo simak info berikut:

[Penggalangan Dana Kebakaran Hutan Sumatra & Kalimantan]

Sudah bertahun tahun saudara kita di Riau, Jambi, Sumsel & Kalimantan harus dilanda hujan asap setiap musim kemarau datang. Sudah beberapa hari ini mereka harus menghirup polusi udara sangat berbahaya yang dapat mengancam kesehatan pernapasan dan sangat mengganggu aktifitas keseharian.

Apakah kita hanya bisa berpangku tangan?
Tunjukkan kepedulian kita dengan berbagi rejeki dan doa yang kita miliki untuk mereka!

Penggalangan Dana Via Rekening
Rek Bank Mandiri  900-00-1902-585-8 a/n Rabbi Pandu A
1130006600518 a/n Fathan Mubina
Bank BNI
383314578 a/n Intan Trilestari Soelistyo
Bank BRI
484201001215533 a/n Fahrul Husaini

Bantuan akan disalurkan secara adil ke daerah yang terpapar bencana asap.
Infografis lengkap http://bit.ly/infokebakaranhutan

Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan "Selva" ITB
Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam - Ganesha
Unit Kebudayaan Melayu Riau ITB
Keluarga Mahasiswa Jambi
Unit Kesenian Kalimantan
Unit Kesenian Mahasiswa Bumi Sriwijaya
Kementrian Manajemen Lingkungan dan Kementrian Kajian Strategis Kabinet KM-ITB 2015
#DanaPeduliSumatraKalimantan
#KM-ITB
#BersamaLuarBiasa

(sumber: KM-ITB)


Selasa, 15 September 2015

"If I was there.." The Chernobyl Disaster.

Perasaan tidak pernah puas dari manusia hadir pada setiap aspek kehidupan, seperti prestasi, kekayaan, jabatan, dan lain-lain. Rasa tidak puas itu juga hadir di salah satu komponen terpenting dalam keberlangsungan kehidupan manusia, yakni dalam hal kebutuhan energi. Manusia memanfaatkan berbagai sumber untuk mendapatkan energi yang berlimpah, mulai dari hal yang sederhana seperti angin, ombak, uap lalu mulai memanfaatkan energi listrik, energi surya, sampai pada energi yang didapatkan dari tenaga nuklir.

Banyak yang memanfaatkan nuklir untuk berbagai hal, baik untuk keberlangsungan kehidupan manusia atau malah untuk menciptakan senjata yang ampuh dalam perang. Walaupun dapat menghasilkan energi yang bisa dikatakan luarbiasa besar dan tingkat kehati-hatian yang tinggi, kecelakaan pada reaktor nuklir tetap saja dapat terjadi. Salah satu yang bencana paling besar yang pernah dialami umat manusia adalah The Chernobyl Disaster, kecelakaan reaktor nuklir pembangkit listrik terbesar yang terletak di Uni Soviet (sekarang termasuk daerah Ukraina).

Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl menggunakan reaktor nuklir yang bernama RBMK-1000, dibangun dan dirancang oleh Uni Soviet kala itu. RBMK-1000 ini difungsikan sebagai pembangkit listrik dan mensuplai 10% kebutuhan listrik bagi Ukraina, selain itu RBMK-1000 juga menghasilkan plutonium yang merupakan hasil samping dari sistem grafit (sistem yang digunakan RBMK-1000). Plutonium itu sendiri adalah unsur hasil pembelahan uranium yang dapat digunakan sebagai senjata nuklir untuk mengimbangi pesatnya persenjataan nulkir di Amerika.


Kecelakaan ini terjadi pada tanggal 26 April 1986 tepatnya pada pukul 01:23:40 dini hari. Hal dalam waktu 3 detik terjadi dua kali ledakan besar yang menyebabkan partikel radioaktif dan berbagai material dari dalam gedung terlempar keluar setinggi 1 km. Material-material yang sangat panas ini bahkan mencapai 1 mil jauhnya yang juga menyulut kebakaran di sekitar wilayah tersebut. Dua orang meninggal seketika dan dua puluh sembilan lainnya mengalami dampak radiasi sehingga sebagian besar meninggal. Dampak dari radiasi juga dirasakan oleh ratusan orang disekitar tempat tersebut sehingga pemerintah melakukan evakuasi demi mengurangi jumlah korban. Walaupun bencana ini berdampak sangat besar, pemerintah Uni Soviet saat itu tetap menutup kasus ini sampai akhirnya pemerintah mengakuinya setelah terlihatnya awan yang mengandung bahan radioaktif dan menyatakan bahwa ini adalah kesalahan teknis. Sampai saat ini, Chernobyle telah menjadi kota mati dan banyak yang mengatakan bahwa makhluk hidup (termasuk manusia) yang ada di sekitar Chernobyl telah mengalami mutasi akibat dampak dari radioaktif ini.


www.thepresidentpost.com
Menurut ergonomi-fit.blogspot.co.id (setelah diolah dari berbagai sumber), kronologis kejadian dari bencana ini adalah sebagai berikut:


Pada malam terjadinya kecelakaan, reaktor unit 4 sebenarnya sedang dipadamkan (shutdown) dalam rangka perawatan rutin. Pada waktu yang sama operator bermaksud menguji prosedur keselamatan reaktor. Uji keselamatan ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah turbin generator yang melambat masih menghasilkan daya yang cukup untuk menjalankan pompa pendingin sampai generator diesel darurat dihidupkan. Untuk itu, rencananya reaktor akan dioperasikan pada tingkat daya 30 % dari daya maksimalnya, tetapi kelewatan sehingga turun sampai 10 %. Untuk menaikkannya lagi sampai tingkat daya 30 % operator melakukan kesalahan kritis dengan menarik batang kendali, akibatnya uap pun bertambah. Sayangnya, RBMK-1000 memiliki cacat desain dimana operasi pada tingkat daya rendah (10 %) tidak stabil. Pertambahan uap tak terduga akan menaikkan daya, dan kenaikan daya akan menambah uap lebih banyak lagi, dan seterusnya dan seterusnya. Pukul 01.23 dan 40 detik dinihari 26 April 1986, menyadari keadaan gawat, operator lantas menekan tombol untuk mengaktifkan sistem proteksi atomatis, tetapi percuma sebab sudah terlambat. Dalam 3 atau 4 detik, produksi daya melonjak samapi 100 kali tingkat daya maksimum normalnya, dan suhu teras pun meningkat tajam. Akibatnya terjadi dua kali ledakan dahsyat yang menghancurkan gedung reaktor. Usaha mati-matian untuk memadamkan api tidak banyak berarti. Ratusan ton grafit dalam reaktor terbakar selama 10 hari. Kebakaran melambungkan gas-gas dan partikel radioaktif ke atmosfer sehingga Swiss, Jerman, Turki bahkan Amerika Serikat dan Jepang pun radiasinya tercatat. Diantaranya yang berbahaya adalah Yodium-131, Strontium-90 dan Cesium-137. Operator yang bertugas saat itu pun akhirnya ditahan.
Unit 4 pasca kecelakaan
Saya mencoba merangkum dari berbagai sumber, terdapat beberapa penyebab dari kecelakaan ini. Selain dari kelemahan pada desain RBMK-1000 yang telah dijelaskan di atas terdapat juga kelemahan pada SDM (sumber daya manusia) yang menjalankan proyek ini. Salah satunya adalah operator yang kurang berpengalaman karena diketahui bahwa Alexander Akimov adalah kepala shift malam, sedangkan Leonid Toptunov adalah operator reaktor yang baru saja promosi tiga bulan menjadi operator senior dari operator yunior. Kemungkinan karena kurangnya pengalaman dari operator inilah yang menyebabkan ia melakukan kesalahan seperti melaksanakan tes pada saat reaktor shut down pertama kali setelah beroperasi selama dua tahun penuh, memaksakan melaksanakan tes pada kondisi reaktor tidak stabil (daya rendah pada RBMK-1000), dan mematikan mekanisme shut down otomatis.

***

Menurut National Society of Professional Engineer, ada 6 norma yang harus diperhatikan oleh seorang engineer dalam mengambil keputusan jika dihadapkan dalam suatu masalah, yakni:
  1. Tetap mementingkan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat,
  2. Bekerja hanya pada bidang keahliannya,
  3. Menyampaikan pernyataan pada publik secara objektif dan terpercaya,
  4. Berlaku sebagai agen terpercaya untuk tiap pekerja atau klien,
  5. Menghindari tindakan menipu, dan
  6. Berperilaku terhormat.
Kali ini saya mencoba mengasumsikan bahwa saya berada di posisi Leonid Toptunov, yakni sebagai operator reaktor senior. Saya pada kasus ini mengetahui bahwa terdapat kesalahan pada desain yang "mungkin" akan berakibat fatal pada percobaan kali ini. Akan tetapi di lain pihak Pemerintah Uni Soviet membutuhkan suplai plutonium yang cukup banyak untuk keesokan harinya kebutuhan listrik yang sangat besar, sehingga percobaan ini dianggap sangat penting dilakukan agar  mengetahui seberapa lama turbin masih berputar dan mampu menyuplai listrik bagi pompa pendingin reaktor jika suplai listrik utama mati. Sehingga kepala shift malam bersikeras bahwa percobaan ini harus tetap dijalankan apapun resikonya.

Jadi, sebagai seorang engineer saya harus mengambil keputusan tindakan dari beberapa opsi yang mungkin dapat saya lakukan dengan mempertimbangkan tindakan tersebut norma-norma seorang engineer di atas. Oleh karena itu saya membuat semacam matriks yang menghubungkan antara opsi-opsi tindakan yang mungkin saya lakukan dan norma-norma yang ada, matriksnya adalah sebagai berikut:

Pilihan tindakan

Norma NSPE ¯
Tetap menjalankan
proyek
Mengajukan banding kepada pimpinan yang lebih tinggi
Melarikan diri agar selamat dari kecelakaan yang mungkin terjadi
Mengambil alih pimpinan shift malam secara paksa (dengan ancaman dan kekerasan)
Berusaha    memberikan pemahaman kepada kepala shift malam
Tetap mementingkan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat
Tidak, karena pada awalnya saya telah mengetahui bahwa ini dapat berakibat fatal dan berdampak pada sekitar
 Ya, karena saya telah berusaha menghindari dampak buruk bagi masyarakat
 Tidak, karena proyek bisa saja tetap berjalan dan mengakibatkan dampak fatal
Bisa jadi, karena saya dapat menghentikan proyek jika memegang kendali pada shift malam
Tidak, karena dampaknya sangat jelas dan peluang kepala shift menerima ajuan kita sangat kecil
Bekerja hanya pada bidang keahliannya
Ya, karena saya adalah seorang operator senior dan dianggap paling menguasai dalam bidang ini
Tidak, seharusnya kepala shift malam lah yang mengajukannya
Tidak, karena saya harus bertanggung jawab pada bidang keahlian saya
Tidak, karena bidang keahlian saya adalah operator nuklir
Ya, karena saya adalah seorang operator senior dan dianggap paling menguasai dalam bidang ini
Menyampaikan pernyataan pada publik secara objektif dan terpercaya
Tidak, karena saya telah seakan-akan tidak mengetahui bahwa akan terjadi bencana besar
Ya, dengan melakukan hal ini saya dapat menyampaikan pada publik secara objektif melalui pimpinan saya
Tidak, karena saya tidak bertanggung jawab pada pekerjaan
Mungkin, karena ini adalah keadaan yang sangat darurat
Ya, dengan melakukan hal ini saya dapat menyampaikan pada publik secara objektif apapun hasilnya
Berlaku sebagai agen terpercaya untuk atasan ataupun klien,
Ya, karena saya telah menjalankan perintah dengan apapun resikonya
Tidak, karena saya tidak mengikuti perintah kepala shift malam
Tidak, karena saya telah melanggar perintah kepala shift malam
Tidak, karena kita mengkhianati atasan
Ya, karena saya menyampaikannya dengan baik
Menghindari tindakan menipu
Tidak, karena pada dasarnya saya telah menipu diri sendiri dan orang lain
Ya, dengan melakukan hal ini saya dapat menyampaikan pada pimpinan yang sebenarnya terjadi
Tidak, karena tidak mungkin saya dapat keluar dari tempat proyek tanpa alasan yang dibuat-buat
Tidak, karena saya melakukan suatu tindakan kejahatan
Ya, karena saya harus menyampaikan kondisi yang sebenarnya
Berperilaku terhormat
Tidak, karena saya lebih mengutamakan perintah atasan dibandingkan dampak yang akan ditimbulkan
Ya, karena dengan menyampaikan pada pimpinan dapat menghindari tindakan lain yang tidak terhormat
Tidak, karena saya mengutamakan keselamatan pribadi dari pada keselamatan semua
Tidak, karena saya melakukan tindakan kekerasan yang mungkin tidak perlu
Ya, tanpa melakukan kejahatan saya dapat berusaha menghentikan proyek
 

Demikianlah beberapa tindakan-tindakan yang mungkin saya lakukan dan dibandingkan dengan norma yang ada. Memang kejadian The Chernobyl Disaster ini telah lama berlalu dan menyisakan dampak yang sangat luas serta mengerikan. Selain itu memang bisa dikatakan sebagai suatu pilihan yang sangat sulit bagi seorang operator nuklir pada saat itu dalam mengambil tindakan mengingat tekanan dari atas dan faktor lainnya, namun ada baiknya kita mengambil pelajaran dari fenomena luarviasa ini agar tidak ada Chernobyl-Chernobyl baru di kemudian hari. 

sumber:

https://paradigmakeikhlasan.wordpress.com/2010/04/13/89/

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/03/bencana-chernobyl-salah-satu-kecelakaan.html

http://seopintar.blogspot.co.id/2011/01/peristiwa-kecelakaan-nuklir-chernobyl.html  

Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, KNRT 2008

Reaktor Chernobyl; Desain Yang Cacat, Sudi Ariyanto

Chernobyl’s Legacy, Health, Environtmental, and Socio Economic Impact, The Chernobyl Forum