Cerita selanjutnya adalah tentang Pak Rektor ITB yang
mengadakan Open House dan mengundang
serta seluruh mahasiswa ITB untuk berkujung ke rumahnya untuk mencicipi
hidangan yang disediakan. Mungkin pembaca dari kampus lain juga mengikuti acara
“silaturahmi” yang sama bersama rektornya. Dan mungkin juga memikirkan hal yang
sama dengan tulisan berikut.
![]() |
dokumentasi pribadi |
Setelah kurang lebih dua jam bersama yang lainnya mengular sampai ke jalan,
akhirnya saya sampai di depan prasmanan. Sialnya ternyata penantian belum
berakhir karena prasmanan kosong, kami harus menunggu sampai wadah diisi kembali
dengan nasi, ayam, ataupun daging. Sambil menunggu inilah saya mendapatkan
suatu penyadaran bahwa Pak Rektor telah berhasil mengumpulkan
mahasiswa-mahasiswa ITB (pastinya tidak semua), kami datang sebagai manusia Indonesia. Selanjutnya tulisan ini ku tulis dahulu didalam pikiran
sambil senyum-seyum menunggu nasi, ayam, dan daging yang tak kujung datang.